contoh study kelayakan bisnis



STUDI KELAYAKAN BISNIS
( SKB )
INDUSTRI  PENGOLAHAN TAHU

I.             PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Usaha makanan beragam jenisnya, salah satunya makanan skala rumah tangga ( home industry makanan ). Menurut Badan Pusat Statistik, usaha rumah tangga adalah usaha yang dijalankan oleh 1- 4 orang. Sementara, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPPOM) mendefinisikan industri rumah tangga sebagai suatu perusahaan pangan yang memiliki tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga otomatis. Bisa dikatakan bahwa modal utama menjalankan usaha makanan skala rumah tangga adalah tempat tinggal. Tidak peduli rumah sendiri, mengontrak, ataupun menumpang, selama masih ada rumah yang dapat ditempati, usaha makanan skala rumah tangga memungkinkan untuk dijalankan.
         Keberadaan usaha makanan sangat membantu dalam upaya ketahanan pangan yang sedang galak digalang oleh pemerintah. Adanya nilai tambah yang didapatkan serta daya simpan bahan pangan menjadi kunci utama yang menjadikan daya tarik tersendiri bagi pemerintah untuk menunjang kelangsungan dari usaha makanan tersebut.
         Banyak diantara masyarakat yang menggantungkan hidupnya dan keluarganya pada industri rumah tangga yang dia geluti. Industri rumah tangga juga telah terbukti lebih bertahan di tengah badai krisis ekonomi. Pada saat berbagai industri besar gulung tikar, namun industri rumah tangga ternyata lebih eksis.
         Namun tentu saja di berbagai sisi yang lain industri rumah tangga jauh lebih ketinggalan baik dalam aspek teknologi, marketing, dan aspek manajemen. Hal ini yang harus dipahami dan memerlukan perhatian lebih lanjut untuk pengembangan industri rumah tangga selanjutnya. Sehingga diharapkan produk-produk industri dapat bersaing dengan produk dari industri besar lainnya.
         Dengan demikian untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya Studi Kelayakan Bisnis ( SKB ) sehingga industri rumah tangga dapat mengetahui dan memperbaiki kekurangannya.

B.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui potensi yang dimiliki industri rumah tangga yang diteliti
2.      Untuk memaparkan dan memperbaiki kekurangan yang ada pada industri rumah tangga.
3.      Untuk meningkatkan daya saing produk unggulan industri rumah tangga yang diteliti melalui aspek teknologi proses, manajemen maupun marketingnya.

II.          PROFILE PERUSAHAAN
A.    Nama dan Alamat Perusahaan
Nama Perusahaan                 : UD. Lancar Jaya
Alamat Perusahaan              : Jl. Korban 40.000 jiwa Lorong 1 No. 11 Makassar

B.     Nama dan Alamat Penanggung Jawab
Nama Penanggung Jawab    : Mislan Wibowo
Alamat Penanggung Jawab  : Jl. Korban 40.000 jiwa Lorong 1 No. 11 Makassar


III.       RANGKUMAN (ABSTRAK)
UD. Lancar Jaya merupakan industri rumah tangga yang bergerak pada bidang pangan. Industri ini telah berdiri sejak tahun 1995 dengan jumlah pekerja sekarang yaitu 4 orang. Produk yang dihasilkan yaitu tahu putih.
Sejak didirikan industri ini telah banyak mengalami kemajuan yang signifikan salah satunya adalah dengan pelebaran lokasi usaha. Walaupun lokasinya masih bersatu dengan rumah induk namun kini luas areal produksi mencapai 42 m2.
 Industri ini dulu hanya merupakan industri dengan modal investasi awal sebesar Rp 1.500.000,00. Namun seiring berkembangnya waktu maka kapasitas produksi sekarang yaitu Rp 2.343.000,00/hari.
Adapun bahan baku yang dipakai adalah kedelai local maupun kedelai impor. Industri ini mampu menghasilkan 12.000 potong tahu setiap harinya yang dipasarkan di daerah sekitar pasar Terong, pasar Panampu serta masyarakat sekitar.

IV.       ANALISIS INDUSTRI
A.    Prospek Masa Depan
Prospek masa depan dari industri tahu ini cukup baik, mengingat tahu merupakan makanan yang cukup digemari masyarakat, dan juga salah satu bahan tambahan dalam produksi bakso yang belakangan ini menjamur.
Prospek dikatakan cukup baik karena dalam pemasaran selama ini tidak mengalami kendala yang berarti justru produsen sering kewalahan dalam menerima pesanan tahu karena kapasitas produksi kurang memadai. Hal ini dikarenakan bahwa industri tahu UD. Lancar Jaya sudah berumur kurang lebih 15 tahun sehingga telah mempunyai langganan tetap yang mencakup pedagang tahu dan pengusaha bakso di sekitar Makassar timur.
Yang diharapkan adalah usaha ini akan dapat meningkatkan kapasitas produksi sehingga dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi. Namun kendalanya adalah lokasi. Peningktan kapasitas produksi ini hendaknya harus seiring dnegan pelebaran lokasi sehingga ruang produksi lebih layak dan mampu menghasilkan produk yang lebih berkualitas.
Seiring dengan peningkatan kapasitas produksi maka diharapkan adanya diversifikasi produk untuk mendukung produk utama dan mencegah kebosanan dari konsumen.

B.     Analisis Persaingan
Selama ini UD. Lancar Jaya belum pernah melakukan analisis persaingan karena mereka beranggapan bahwa dengan produksi yang telah mereka jalankan masih tetap belum dapat memenuhi permintaan pelanggan secara keseluruhan.
Anggapan ini tentu saja keliru karena tidak selamanya hanya UD. Lancar Jaya yang memiliki pelanggan terbesar. Ke depannya akan muncul lebih banyak pesaing dengan berbagai cara promosi untuk menarik langganan. Sehingga analisis persaingan tetap diperlukan untuk mengetahui apa saja yang dilakukan pesaing dalam menarik perhatian konsumen. Hal ini bisa dijadikan pertimbangan atau acuan dalam penetapan harga produk, cara promosi, pelayanan dan lain sebagainya.

C.    Segmentasi Pasar
Dalam hal segmentasi pasar, UD. Lancar Jaya tidak spesifik dalam menentukan target pasar. Mereka melayani siapapun yang ingin membeli produk mereka. Namun sebenarnya produk tahu putih ini diperuntukkan untuk tahu bakso karena teksturnya yang lebih keras dibandingkan tahu putih biasa. Karena banyak masyarakat yang juga menyukai tahu putih ini maka tahu ini dipasarkan di sekitar pasar Terong dan pasar Panampu untuk dipasarkan pedagang tahu pada ibu-ibu rumah tangga untuk selanjutnya dikonsumsi oleh seluruh keluarga sebagai masakan sehari-hari.


V.          DESKRIPSI USAHA
A.    Produk
Produk yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah berupa tahu. Dengan deskripsi sebagai berikut :
Warna           : putih
Bentuk         : kotak
Tekstur         : lunak
Rasa             : normal
Bau               : normal

B.     Jasa Pelayanan
Jasa pelayanan dari perusahaan ini belum ada. Hal ini dikarenakan pelangganlah yang datang ke tempat produksi secara langsung untuk membeli produk. Biasanya juga untuk pelanggan di wilayah pasar Terong maupun Panampu, sarana transportasi menggunakan becak namun biaya angkut ini dibebankan kepada pelanggan.

C.    Lokasi Usaha
Lokasi usaha industri ini masih bersatu dengan rumah pemilik yaitu terletak di belakang rumah. Dengan luas area usaha sekitar 42 m2 (6 x 7 m).  Dengan luas area seperti itu maka lokasi usaha terasa lebih sempit karena adanya mesin atau bak produksi sehingga pekerja kurang leluasa dalam bergerak ditambah lagi suasana yang panas di dalamnya. Seharusnya memang dilakukan pelebaran lokasi usaha yang memang sedang diusahakan oleh pemilik usaha tersebut. Selain untuk membuat pekerja merasa nyaman juga kesempatan peningkatan kapasitas produksi menjadi terbuka lebar.

D.    Personalia dan Perlengkapan Kantor
Sampai saat ini perusahaan belum mempunyai adminstrasi pembukuan yang baik sehingga perlengkapan kantor belum ada. Hal itu disebabkan karena system manajemen perusahaan yang kurang maksimal. Perusahaan selama ini tidak pernah melakukan pembukuan aktivitas perusahaan seperti pembelian bahan baku, gaji pekerja, pengeluaran perusahaan, penyusutan mesin, total penjualan, dll.
Hal ini menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan dalam mencari informasi tentang data – data perusahaan seperti, stok bahan baku, aliran keluar masuk dana perusahaan.
Sebaiknya pada perusahaan membuat adminitrasi pembukuan yang terperinci agar apabila sewaktu – waktu perusahaan membutuhkan data, maka data mudah di dapat secara efektif dan efisien.

E.     Latar Belakang Identitas Pengusaha
Nama Pemilik                                   : Mislan Wibowo
Tempat Tanggal Lahir                      : Lamongan , 1 Januari 1965
Alamat                                             : Jl. Korban 40.000 jiwa Lorong 1 Nomor 11
Nomor Telepon                                : (0411)  459057
Pendidikan Terakhir                         : Sekolah Dasar
Pengalaman Usaha                           : Usaha Krupuk
Pelatihan yang pernah diikuti          : Penyuluhan Keamanan Pangan


VI.       RENCANA OPERASI/PRODUKSI
A.    Proses Produksi
1.      Bahan
-          Kedelai
-          Air
-          Air cuka
2.      Alat
-          Mesin penggiling
-          Ketel uap
-          Bak
-          Cetakan
-          Kain penyaring
-          Ember
-          Pisau
-          Gayung
-          Wajan
-          Selang / pipa
3.      Proses Pembuatan Tahu
-          Perendaman kedelai selama 4 jam
-          Penggilingan kedelai basah untuk mendapatkan sari kedelai
-          Pemasakan sari kedelai dengan menggunakan uap panas sampai mendidih
-          Penyaringan untuk memisahkan sari kedelai masak dengan ampas
-          Penambahan cuka pada sari kedelai
-          Proses penggunpalan yang berlangsung sekitar 30 menit
-          Pencetakan dengan cara mengepres gumpalan tahu dan air untuk dipisahkan
-          Diamkan kurang lebih 30 menit
-          Setelah padatan tahu terbentuk, tahu dipotong-potong lalu dibungkus dan didinginkan
-          Tahu siap dipasarkan

B.     Bangunan
Bangunan tempat produksi masih bersatu dengan rumah tangga. Luas tempat produksi 6m x 7m. Ketinggian  bangunan sekitar 5 meter. Bangunan berdinding batako dengan lantai semen plester. Di bagian pojok belakang terdapat pintu keluar yang berbatasan dengan tanah lapang dan terdapat pula 4 jendela berjeruji besi pada salah satu bagian dindingnya. Sebenarnya masih ada sedikit kekurangan mendasar pada lantai semen plester.
Lantai semen plester dibuat miring untuk memudahkan air mengalir. Namun, hal itu justru membuat air menggenang di beberapa sisi bangunan sehingga yang terjadi industri terlihat sedikit kumuh. Hal ini bisa disiasati dengan membuat saluran air pada lantai sehingga air mengalir lancar tanpa tergenang.


C.    Mesin
-          Dua buah mesin penggiling
Mesin penggiling ini berfungsi untuk menghaluskan biji kedelai. Kapasitas mesin penggiling adalah 5 kg kedelai untuk sekali giling. Mesin penggiling berbahan dasar besi dan menggunakan listrik sebagai tenaga penggerak utama. Adapun gambar mesin penggiling dapat dilihat pada lampiran.
-          Dua buah ketel uap
Ketel uap yang dipakai adalah jenis ketel uap sederhana yang berbentuk tabung dengan bahan dasar stainless steel  dengan ukuran tabung berdiameter 1 meter dengan tinggi 2 meter. Ketel uap dapat menampung air hingga 1570 liter. Fungsi ketel uap adalah memanaskan air untuk menghasilkan uap yang selanjutnya dipakai untuk proses pemasakan sari kedelai. Bahan bakar yang dipakai adalah tempurung kelapa. Untuk satu hari kerja menghabiskan kurang lebih 14 karung tempurung kelapa. Adapun gambar ketel uap dapat dilihat pada lampiran.
-          Satu buah genset
Genset merupakan alternative tenaga penggerak untuk mesin penggiling apabila listrik padam. Genset berbahan bakar solar dengan 1 liter solar mampu menggerakan mesin selama 2 jam. Daya genset ini sebesar 6000 watt.

D.    Sumber Bahan Baku
Menggunakan kedelai local maupun kedelai impor yang di pasok dari toko Gunung Jati yang berada di Jalan Terong. Perusahaan biasanya menggunakan kedelai local untuk proses produksi, namun apabila ketersediaan kedelai local tidak mencukupi, maka perusahaan menggunakan kedelai impor. Penggunaan kedelai local lebih disukai karena produk tahu hasil produksi lebih bagus kualitasnya. Adapun harga kedua jenis kedelai tersebut relative sama.


VII.    RENCANA PEMASARAN
A.    Penetapan Harga
Cara yang dipakai pengusaha dalam penetapan harga bukan dengan persentase keuntungan yang terperinci namun dengan penetapan harga kedelai tertinggi yang masih dapat memberikan keuntungan yang cukup memadai. Harga tahu yang dipatok per bungkusnya (1 bungkus berisi 10 potong tahu) adalah Rp 3.000,00. Harga ini masih memberikan keuntungan ketika harga kedelai naik sebesar Rp 7.000,00/kg. namun ketika harga kedelai melebihi itu maka harga tahu perbungkus akan naik pula. Demikian halnya bila harga kedelai merosot jatuh dikisaran Rp 5.000,00/kg maka perusahaan akan meraup keuntungan yang lebih besar. Estimasi keuntungan yang di dapat perhari adalah Rp 1.257.000,00 dengan rincian :
Total produksi tahu/ hari      = 1200 bungkus
Total penjualan tahu/hari      = 1200 bks x Rp 3.000,00
                                             = Rp 3.600.000,00
Biaya-biaya :
Bahan baku kedelai              280 kg x Rp 6.500,00             = Rp 1.820.000,00
Tenaga kerja                         4 orang x Rp 35.000,00          = Rp    143.000,00
Bahan bakar                         14 karung x Rp 25.000,00      = Rp    350.000,00
Listrik                                                                                   = Rp      25.000,00
Penyusutan mesin                                                                = Rp        5.000,00
                                                                                                            = Rp 2.343.000,00
                Laba/ hari    = Rp 3.600.000,00 – Rp 2.343.000,00           = Rp 1.257.000,00
                Laba/bulan   = Rp 1.257.000,00 x 30                                  = Rp 37.710.000,00

B.     Pelaksanaan Distribusi
Pelaksanaan distribusi belum dilakukan secara maksimal. Hal ini dikarenakan pelangganlah yang datang ke tempat produksi secara langsung untuk membeli produk. Biasanya juga untuk pelanggan di wilayah pasar Terong maupun Panampu, sarana transportasi menggunakan becak namun biaya angkut ini dibebankan kepada pelanggan karena jarang terjadi pembelian dalam jumlah yang besar. Pembelian individu hanya berkisar beberapa bungkus sedangkan pedagang pasar hanya beberapa ember per hari.

C.    Promosi
Promosi juga belum pernah dilakukan karena seperti pada awal telah disebutkan, perusahaan telah mempunyai langganan tetap. Bahkan, perusahaan sering kewalahan dalam menerima permintaan pelanggan yang melebihi kapasitas produksi.

D.    Pengembangan Produk
Selama ini perusahaan belum melakukan pengembangan produk sama sekali. Penyebab utamanya adalah kapasitas produksi tahu putih saja belum bisa memenuhi keseluruhan permintaan pelanggan, oleh sebab itu perusahaan belum berfikir untuk mengembangkan produk.
Namun demikian, sebenarnya ada solusi pengembangan produk yang tidak memerlukan biaya tinggi karena hanya memanfaatkan barang yang sudah ada. Pengembangan yang dimaksud adalah pengelohan limbah tahu yang berupa ampas tahu. Ampas tahu ini bisa diolah menjadi sejenis tempe yang lazim disebut tempe gembus/menjes. Pengembangan ini dinilai efektif karena selain memanfaatkan bahan sisa juga karena jenis tempe semacam ini belum popular di daerah Makassar dan sekitarnya. Sehingga hal ini dapat ditempuh untuk meningkatkan nilai ekonomis ampas tahu pada khususnya dan keuntungan perusahaan pada umumnya.

VIII. PERENCANAAN ORANG
A.    Struktur Organisasi
Perusahaan tidak mempunyai struktur organisasi yang baik. Status yang ada hanyalah pemilik perusahaan dan pekerja. Pemilik mempunyai tanggung jawab dan wewenang penuh terhadap perusahaan. Tanggung jawab tersebut diwujudkan dalam pengawasan langsung terhadap pekerja selama proses produksi dan juga sekali waktu membantu proses produksi. Pemilik mempunyai wewenang untuk Sedangkan pekerja bertanggung jawab pada proses produksi.  Selain itu pekerja juga mempunya kewajiban untuk melayani pembeli yang datang langsung ke areal produksi.

B.     Informasi Partner

C.    Latar Belakang Anggota Team
No
Nama
Umur  (th)
Pendidikan terakhir
Alamat
1
Supardi
35
SMA
Jl. Regge Lr.2 no.3
2
Ponijan
41
SMP
Jl. Rappokaling no 12
3
Mansyur
30
SMA
Jl. Korban Lr.3
4
Ramelan
38
SD
Jl. Pierre Tendean