Ergonomi



BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Pelbagai risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik. Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Serta agar mendapatkan kepuasan yang maksimal selain meningkatkan produktivitas kerja.
B.       Rumusan Masalah
Adapun identifikasi permasalahan dari makalah ini adalah:
1.      Apakah Pengertian dari Ergonomi?
2.      Apakah Tujuan dan Ruang Lingkup Ergonomi?
3.      Bagaimana metode-metode yang di pakai dalam Ergonomi?
4.      Apakah Masalah di tempat kerja yang berkaitan dengan Ergonomi?
5.      Bagaimana apalikasi Ergonomi untuk perancangan tempat kerja?
C.      Tujuan penulisan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui tentang definisi Ergonomi
2.      Untuk mengetahui tentang Tujuan dan Ruang Lingkup Ergonomi
3.      Untuk mengetahui tentang Metode-Metode yang dipakai dalam Ergonomi
4.      Untuk mengetahui Masalah di tempat kerja yang berkaitan dengan Ergonomi.
5.      Untuk mengetahui aplikasi ergonomi untuk perancangan tempat kerja.

BAB II
PEMBAHASAN
A.                Defenisi Ergonomi
Iftikar Z. Sutalaksana (2006), Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari sistematis untuk memanfaatkan segala informasi – informasi mengenai sifat – sifat kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu system kerja, sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada system itu dengan baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara aman dan nyaman.  Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk “fitting the job to the worker”, sementara itu ILO antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya”. Untuk merancang system kerja yang baik, maka perlu mengenal sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia yang dipelajari dalam  Ergonomi dengan tujuan untuk menambah nilai tertentu yang layak, misalnya kesehatan, kenyamanan dan kepuasan pada proses penggunaan alat kerja untuk dapat menerapkan system ergonomi.

B.            Sejarah Ergonomi
Pada zaman dahulu ketika masih hidup dalam lingkungan alam asli, kehidupan manusia sangat tergantung pada kegiatan tanganya.Alat-alat, perlengkapan-perlengkapan, atau rumah-rumah sederhana, dibuat hanya sekedar untuk mengurangi ganasnya alama pada saat itu.
Perubahan waktu, walaupun secara perlahan-lahan, telah merubah manusia dari keadaan primitif menjadi manusia yang berbudaya.Kejadian ini antara lain terlihat pada perubahan rancangan peralatan-peralatan yang dipakai, yaitu mulai dari batu yang tidak berbentuk menjadi batu yang mulai berbentuk dengan meruncingkan beberapa bagian dari batu tersebut. Perubahan pada alat sederhana ini, menunjukkan bahwa manusia telah sejak awal kebudayaannya berusaha memperbaiki alat-alat yang dipakainya untuk memudahkan pemakaiannya.Hal ini terlihat lagi pada alat-alat batu runcing yang bagian atasnya dipahat bulat tepat sebesar genggaman sehingga lebih memudahkan dan menggerakan pemakaiannya.
Banyak lagi perbuatan-perbuatan manusia yang serupa dengan itu dari abad ke abad. Namun hal tersebut berlangsung secara apa adanya, tidak teratur dan tidak terarah, bahkan kadang-kadang secara kebetulan.Baru diabad ke-20 ini orang mulai mensistemasikan cara-cara perabaikan tersebut dan secara khusus mengembangkannnya. Usaha-usaha ini berkembang terus dan sekarang dikenal sebagai salah satu cabang ilmu yang disebut " Ergonomi".Ergonomi ialah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenal sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, aman dan nyaman.

C.           Tujuan, Manfaat dan Ruang Lingkup Ergonomi
Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja dimulai dari yang sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan yang ergonomis akan dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan sistem serta lingkungan kerja yang cocok, aman, nyaman dan sehat.

*                 Adapun tujuan penerapan ergonomi adalah sebagai berikut :
1.         Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban kerja tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja.
2.         Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kontak sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat kerja.
3.         Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin.
4.         Untuk memberikan motivasi pada manusia untuk melaksanakan peneletian dalam ilmu Ergonomi
5.         Memberikan pengertian akan pentingnya factor manusia dalam perancangan suatu system kerja
6.         Belajar memanfaatkan informasi yang ada untuk menghasilkan proses perancangan yang optimum
7.         Memahami keterbatasan dan kelebihan manusia dalam merancang sietem kerja

*                 Manfaat pelaksanaan ergonomi adalah sebagai berikut:
1.           Menurunnya angka kesakitan akibat kerja.
2.       Menurunnya kecelakaan kerja
3.      Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.
4.      Stress akibat kerja berkurang.
5.      Produktivitas membaik.
6.    Alur kerja bertambah baik.
7.      Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera.
8.     Kepuasan kerja meningkat.


*                 Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi :
1.      Tehnik
2.        Fisik
3.      Pengalaman psikis
4.      Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian
5.      Anthropometri
6.       Sosiologi
7.      Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen up take, pols, dan aktivitas otot.
8.       Desain, dll.
                                   
D.           Metode-metode Ergonomi
1.    Diagnosis
Dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomik checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.

2.    Treatment
Pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja.

3.    Follow-up
Dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan, sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.

E.     Masalah Ergonomi di tempat kerja
a.       Ketidaktepatan kursi kerja, menyebabkan keluhan kepala, leher, bahu, pinggang, bokong, lengan, tangan, lutut, kaki, dan paha
b.      Kebisingan
                        Pengaruh kebisingan secara keseluruhan adalah:
  Kerusakan pada indera pendengaran
  Gangguan komunikasi dan timbulnya salah pengertian
   Pengaruh faal seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur dan efek-efek saraf otonom
   Efek psikologis
c.       Kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual)
Mata merupakan indera yang mempunyai peranan penting dalam penyelesaian pekerjaan.
*      Kelelahan fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, Kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual). Mata merupakan indera yang mempunyai peranan penting dalam penyelesaian pekerjaan. dimana masih dapat dikompensasi dan diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.

*      Kelelahan yang patologis
Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan berat gejalanya.
*      Psikologis dan emotional fatique
Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis “mekanisme melarikan diri dari kenyataan” pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.           

F.     Aplikasi Ergonomi Perancangan Kerja
*      Pengembangan penerapan ergonomi
1.       Pengorganisasian kerja
-  Semua sikap tubuh membungkuk atau sikap tubuh yang tidak alamiah harus dihindari. Fleksi tubuh atau kepala ke arah samping lebih melelahkan dari sedikit membungkuk ke depan. Sikap tubuh yang disertai paling sedikit kontraksi otot statis dirasakan paling nyaman.
- Posisi ekstensi lengan yang terus-menerus baik ke depan, maupun ke samping harus dihindari. Selain menimbulkan kelelahan, posisi lengan seperti itu sangat mengurangi ketepatan kerjadan ketrampilan aktivitas tangan.
- Selalu diusahakan agar bekerja dilakukan sambil duduk. Sikap kerja denagn kemungkinan duduk dan berdiri silih berganti juga dianjurkan.
- Kedua lengan harus bergerak bersama-sama atau dalam arah yang berlawanan. Bila hanya satu lengan saja yang bergerak terus-menerus, maka otot-otot tubuh yang lainnya akan berkontraksi statis. Gerakan berlawanan memungkinkan pula pengendalian saraf yang lebih cermat terhadap kegiatan pekerjaan tangan.
2.       Bangku atau meja kerja
Pembuatan bangku dan meja kerja yang buruk atau mesin sering-sering adalah penyebab kerja otot statis dan posisi tubuh yang tidak alamiah. Maka syarat-syarat bangku kerja yang benar adalah sebagai berikut :
Ø  Tinggi area kerja harus sesuai sehingga pekerjaan dapat dilihat dengan mudah dengan jarak optimal dan sikap duduk yang enak. Makin kecil ukuran benda, makin dekat jarak lihat optimal dan makin tinggi area kerja.
Ø  Pegangan, handel, peralatan dan alat-alat pembantu kerja lainnya harus ditempatkan sedemikian pada meja atau bangku kerja, agar gerakan-gerakan yang paling sering dilakukan dalam keadaan fleksi.
Ø  Kerja otot statis dapat dihilangkan atau sangat berkurang dengan pemberian penunjang siku, lengan bagian bawah, atau tangan. Topangan-topangan tersebut harus diberi bahan lembut dan dapat di stel, sehingga sesuai bagi pemakainya.

3.       Sikap  kerja
ü  Tempat duduk
Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga orang yang bekerja dengan sikap duduk mendapatkan kenyamanan dan tidak mengalami penekanan-penekanan pada bagian tubuh yang dapat mengganggu sirkulasi darah.
ü  Meja kerja
Tinggi permukaan atas meja dibuat setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap tubuh pada saat bekerja.
ü  Luas pandangan
Daerah pandangan yang jelas bila pekerja berdiri tegak dan diukur dari tinggi mata adalah 0-30° vertical kebawah, dan 0-50° horizontal ke kanan dan ke kiri
4.       Proses kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
5.       Tata letak tempat kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
6.       Mengangkat beban
Bermacam cara dalam mengangkat beban yakni dengan kepala, bahu, tangan, punggung , dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan mengangkat dan mengangkut adalah sebagai berikkut :
1)      Beban yang diperkenakan,  jarak angkut dan intensitas pembebanan.
2)      Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik turun dll.
3)      Keterampilan bekerja
4)      Peralatan kerja beserta keamanannya
5)      Cara-cara mengangkut dan mengangkat yang baik harus memenuhi 2 prinsip kinetis yaitu
·         Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang keluar dan sebanyak mungkin      otot tulang belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan
·         Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.
Penerapan :
1.      Pegangan harus tepat
2.      Lengan harus berada sedekatnya pada badan dan dalam posisi lurus
3.      Punggung harus diluruskan
4.      Dagu ditarik segera setelah kepala bisa di tegakkan lagi seperti pada permulaan gerakan
5.      Posisi kaki di buat sedemikian rupa sehingga mampu untuk mengimbangi momentum yang terjadi dalam posisi mengangkat
6.      Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertical yang melalui pusat grafitas tubuh.
7.      menjinjing beban 

G. Waktu bekerja dan istirahat yang baik bagi pekerja
1.      Lama bekerja
Lamanya pekerja dalam sehari yang baik pada umumnya 6 – 8 jam sisanya untuk istirahat atau kehidupan dalam keluarga dan masyarakat. Dalam hal lamanya kerja melebihi ketentuan-ketentuan yang ada, perlu diatur istirahat khusus dengan mengadakan organisasi kerja secara khusus pula.pengaturan kerja demikian bertujuan agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani serta rohani dapat dipertahankan.
2.      Istirahat
Terdapat 4 jenis istirahat yaitu :
·          Istirahat secara spontan adalah istirahat pendek setelah pembebanan
·          Istirahat curian terjadi jika beban kerja tidak di imbangi oleh kemampuan kerja.
·         Istirahat yang ditetapkan  adalah istirahat atas dasar ketentuan perundang-undangan
·         Istirahat oleh karena proses kerja  tergantung dari bekerjanya mesin peralatan atau prosedur-prosedur kerja.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya. Ergonomi  secara tehnis merupakan bagian dari hygiene kesehatan dan keselamatan kerja, namun sampai saat ini pengembangannya baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk menerima ergonomi dan penerapannya. Untuk mendapat manfaat dari ergonomi perlu dibuat suatu program untuk menggerakkan baik masyarakat industry maupun tradisional agar ergonomic diterapkan secara luas. Program demikian meliputi kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut :
1.      Kegiatan penyuluhan yang ditujukan kepada kelompok yang penerapan ergonominya adalah khusus
2.      Evaluasi dan koreksi keadaan ergonomi di tempat-tempat kerja melalui kunjungan-kunjungan perusahaan oleh tim-tim teknis.
3.      Standarisasi dalam ergonomi atas dasar data-data yang diperoleh dari evalusi dan perbaikan
Kegiatan-kegitan tersebut ditingkatkan dari tahun ketahun secara bertahap dalam program jangka pendek dan jangka menengah.Dengan terciptanya program ini bagian terpenting program jangka pendek telah terselesaikan. Setelah program jangka menengah dilalui, pembudayaan ergonomic lebih lanjut dapat diselenggarakan antara lain melalui pendidikan masyarakat dan pendidikan formal. Bagi pengembangan ergonomic, penelitian memegang peranan penting. Untu pelaksanaannya, perlu kerja sama interdisipliner antar lembaga-lembaga seperti perguruan tinggi, lembaga-lembaga penelitian dan badan-badan lainnya.

B.     Saran-saran
-          Pendekatan disiplin ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performansi kerja manusia seperti menambah kecepatan kerja, keselamatan kerja disamping untuk mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat. Disamping itu disiplin ergonomi diharapkan mampu memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia serta meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia (human errors). Manusia adalah manusia, bukannya mesin. Mesin tidak seharusnya mengatur manusia, untuk itu bebanilah manusia (operator/pekerja) dengan tugas-tugas yang manusiawi.
-          Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin Ergonomi ialah aplikasi yang sistematis dari segala informasi yang relevan yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia didalam perancangan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai.
DAFTAR PUSTAKA

Suma’mur, 1989, “Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja”, PT Temprint: Jakarta Cermin Dunia Kedokteran No. 154, 2007



0 komentar:

Posting Komentar