‘Dinding Facebook’ Pertama di Dunia
Ada di Pompeii
Oleh Stephanie Pappas, Penulis Senior LiveScience | LiveScience.com
Jauh sebelum warga dunia modern
mencorat-coret dan bertukar pesan di dinding Facebook, warga kota kuno Pompeii
sudah melakukannya di tembok sungguhan. Kini, sebuah analisis baru dari beberapa
pesan tertulis itu mengungkapkan, dinding tersebut sangat dicari-cari, terutama
bagi para kandidat politik yang berharap terpilih. Temuan tersebut menunjukkan,
para pemilik rumah di Pompeii mungkin memiliki kendali terhadap siapa yang
ingin memberikan seni artistik di dinding mereka, kata peneliti Eeva-Maria
Viitanen, seorang arkeolog di University of Helsinki.
Foto LiveScience/Allison
Emmerson, University of Cincinnati"Pandangan saat ini adalah bahwa
setiap calon bisa memilih lokasi mana pun dan memampang iklan mereka yang
dilukis di dinding. Setelah melihat konteksnya, maka hal ini tampak sangat
tidak mungkin terjadi," kata Viitanen kepada LiveScience. "Bagian
depan dari rumah-rumah pribadi dan bahkan jalanan di depan mereka dikuasai dan
dikelola oleh pemilik rumah, dan dalam hal ini, gagasan bahwa dinding tersebut
bisa dimanfaatkan oleh siapa saja yang ingin menggunakannya, tampaknya tidak
mungkin."
Grafiti kuno
Pompeii, yang diketahui hancur dan membeku
oleh letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 SM, merupakan kota yang “gemar
menulis," kata Viitanen kepada LiveScience. Orang-orang menulis pesan ke
dinding kota yang terbuat dari semen atau menulisnya dengan arang. Mereka
menyalin kutipan sastra, menulis salam untuk teman dan membuat catatan
perhitungan. Di antara semua coretan
dinding tersebut adalah iklan kampanye politik, yang sebagian besar dibuat oleh
pelukis profesional, kata Viitanen. Coretan dinding tersebut merupakan bagian
yang ia dan rekan-rekannya fokuskan, memetakan setiap pesan dan mencatat
konteksnya. Para peneliti ingin tahu lokasi para kandidat politik menulis pesan
mereka, entah itu di dekat bar dan tempat yang lalu-lintasnya padat, atau pada
dinding rumah-rumah pribadi? Dan di mana para kandidat tertentu memfokuskan
kampanye mereka?
Iklan politik Pompeii
Iklan politik Pompeii
Untuk mempersempit jumlah grafiti yang
begitu banyak, para peneliti berfokus pada tiga wilayah kota: dua daerah
pemukiman di sisi berlawanan dari kota dan satu wilayah bisnis. Ada lebih dari
1.000 pesan pemilu yang tertulis di dinding di sejumlah wilayah tadi, jumlah
terbanyak dari tiga abad terakhir dari keberadaan Pompeii. Sebagian besar
pesannya sangat sederhana, hanya berisi nama dan kantor orang yang menulisnya,
kata Viitanen. "Terkadang ada beberapa atribut sederhana seperti 'orang
baik,' 'layak menjadi pejabat publik,'" katanya. Salah satu kandidat
bahkan membual mengenai kemampuannya membuat kue di catatan dinding kampanye
mereka, tambah Viitanen. Iklan lainnya disponsori oleh kelompok-kelompok
pendukung kandidat tertentu, termasuk kelompok kriminal seperti pencopet,
tukang mabuk-mabukan dan pencuri kecil. "Membuat Anda bertanya-tanya apakah
kandidat tersebut benar-benar layak dipilih!" ujar Viitanen.
Berkampanye di Pompeii
Temuan yang pertama adalah bahwa politisi
menginginkan pendukung. Iklan kampanye hampir semuanya berada di jalanan sibuk,
Viitanen melaporkan pada Jumat, di pertemuan tahunan Archaeological Institute
of America di Seattle. Penemuan yang kedua yang lebih mengejutkan adalah bahwa
tempat yang paling populer untuk memasang iklan adalah di rumah-rumah pribadi
dibandingkan di bar atau toko-toko yang memiliki banyak pengunjung. "Bar
mungkin lebih padat, namun bisakah pelanggan mereka membaca dan akankah mereka
memilih?" ujar Viitanen. Sekitar 40 persen iklan berada di rumah yang
bergengsi, katanya, yang terkenal karena hanya ada sepertiga jumlah rumah
mewah, bar, toko-toko dan tempat tinggal yang lebih sederhana. Jelas, kandidat
bersaing untuk mendapat ruang di rumah orang kaya. Penemuan tersebut membuat
Viitanen dan rekan-rekannya berpikir bahwa iklan tersebut mengungkapkan adanya
jejaring sosial awal. Tampaknya kandidat akan membutuhkan izin dari pemilik
rumah untuk melukis iklan mereka, membuat grafiti adalah bentuk dari suatu
dukungan. Penelitian tersebut masih sangat awal dan belum dipublikasikan dalam
jurnal yang diulas rekan sejawat, dan Viitanen mengatakan bahwa ada banyak
pekerjaan yang harus dilakukan untuk memetakan jaringan sosial yang tampak di
dinding kuno.
"Sejauh ini, kami hampir menguaknya dengan penemuan ini," katanya. "Ada ratusan teks dan lokasi, dan dibutuhkan waktu lama untuk meneliti itu semua.”
"Sejauh ini, kami hampir menguaknya dengan penemuan ini," katanya. "Ada ratusan teks dan lokasi, dan dibutuhkan waktu lama untuk meneliti itu semua.”
0 komentar:
Posting Komentar